Aitazaz Hassan Bangash tak berumur panjang. Bocah asal Pakistan itu meninggal pada usia masih belia di usianya yang masih 14 tahun. Namun, namanya akan terus dikenang sebagai pahlawan.
Rajab Ali, yang jadi saksi mata, mengaku melihat Aitazaz melempar batu besar ke seorang anak lelaki yang mencoba masuk sekolahnya. Ledakan terjadi saat Aitazaz mencoba menangkapnya.
Akibatnya, Aitazaz dan sang bomber tewas seketika. Ledakan juga melukai 2 orang lainnya.
Pengorbanan Yang Tak Sia - Sia
Iftikhar Ahmed, perwira polisi di Distrik Hangu mengonfirmasi detil kejadian tersebut.
Hangu adalah distrik yang bergolak, yang membatasi wilayah kesukuan Pakistan. Wilayah yang jauh dari damai dan penuh dengan kekerasan sektarian -- Syiah atau Sunni.
"Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Aitazaz mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan ratusan siswa Syiah dan Sunni yang bersiap apel pagi," kata Musadiq, sepupu korban.
Kepergian Aitazaz meninggalkan duka bagi keluarganya: ayahnya Mujaad Ali Bangash yang seorang buruh, kakaknya Mustajab Hassan Bangash yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, juga 3 saudara perempuannya.
Penduduk setempat, salah satunya Nawaz Khan meminta agar Aitazaz diberi penghargaan anumerta atas keberaniannya. "Ia menyelamatkan ratusan nyawa. Ia berhak mendapat penghargaan lebih dari Malala Yousafzai," kata dia.
Para warga Pakistan menyamakan tindakan heroik Aitazaz dengan Malala, gadis cilik yang ditembak Taliban pada Oktober 2012 karena mengkampanyekan pendidikan untuk semua anak, termasuk murid perempuan.
Nama Aitazaz juga harum di media sosial. Pengguna Twitter meminta semua orang menggunakan hashtag #onemillionaitzazs, atau versi yang lebih sederhana #aitzaz. Menyerukan agar keberanian remaja ini diakui.
Posted by: Lulue Fasiv
Pemikirku - Entertainment for Your Sharing Updated at: 9:00 AMLulue Fasiv 12 Jan, 2014
-
Source: http://feedproxy.google.com/~r/Pemikirku/~3/lSCwGRR9yHU/bocah-tewas-karena-menyelamatkan-ratusan-nyawa.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com